CIRI BAYI ALERGI ASI

 bayi-alergi-ASI-doktersehat

 

DokterSehat.Com - Semua orang tua mengharapkan anaknya diberi ASI eksklusif. Namun, banyak ibu yang mengkhawatirkan bayi yang alergi ASI. Apakah ini benar-benar memprihatinkan? Bagaimana Anda menjelaskan alergi ASI? Lihat di bawah untuk penjelasan lengkap tentang alergi pada bayi ASI. Bayi yang menderita alergi ASI dipengaruhi oleh dosis tertentu

Beberapa pakar kesehatan mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada bayi yang alergi ASI, alergi bukan disebabkan oleh ASI melainkan oleh makanan atau minuman yang dimakan ibu menyusui.

Namun, reaksi alergi terhadap ASI yang disebabkan oleh makanan atau minuman tertentu sangat jarang terjadi. Akibat ASI yang dinikmati ibu, ciri-ciri bayi alergi ASI ditunjukkan dengan munculnya mual, diare, sesak napas, dan ruam kulit yang dapat berlangsung beberapa jam setelah menerima ASI.

Berikut penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri bayi yang alergi ASI, antara lain:

1. Dimuntahkan

Perhatikan bahwa tanda alergi ASI pada bayi Anda, seperti muntah atau gumoh, dapat muncul secara spontan. Tetapi ada perbedaan antara meludah dan muntah. Dalam kasus air liur, biasanya hanya sedikit cairan yang dikeluarkan dan tidak berhubungan dengan kontraksi otot perut. Gumoh dianggap normal jika frekuensinya 1-4 kali sehari.


2. Letusan

Namun, jika bayi Anda gumoh lebih dari biasanya, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Selain gumoh, tanda alergi ASI juga bisa dikenali dari kulit yang memerah. Kondisi ini bisa disebabkan oleh ibu yang mengonsumsi kerang.


3. Menangis

Ciri-ciri bayi yang alergi ASI juga tampak pada kasus sesak napas atau mengi. Kondisi ini bisa terjadi setelah bayi meminum ASI. Meskipun tanda-tanda ini mirip dengan gejala asma, namun tidak selalu merupakan ciri yang penting.


4. Diare

Penyebab diare pada bayi bisa jadi karena bayi memiliki alergi terhadap susu. Padahal, diare bisa langsung muncul setelah bayi lahir dan mendapat ASI, termasuk kolostrum. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan bayi tidak dapat menyerap sebagian kandungan protein dan laktosa pada ASI. Diare merupakan kondisi yang berbahaya, segera bawa bayi ke dokter spesialis anak terdekat.
Konsumsi yang harus diperhatikan untuk menghindari alergi terhadap ASI

Susu sapi merupakan salah satu makanan yang memicu alergi ASI pada bayi. Hal ini bisa terjadi karena penyerapan kandungan protein susu sapi. Selama menyusui, protein dapat masuk ke dalam tubuh bayi sehingga menyebabkan alergi pada ASI.

Bahan makanan lain yang dapat memicu alergi ASI selain susu sapi adalah buah jeruk (lemon, jeruk, dll), tomat, kacang-kacangan, telur dan tepung terigu. 

Beberapa jenis makanan yang harus diwaspadai karena dapat menyebabkan alergi pada bayi antara lain brokoli, coklat, bawang merah, cabai dan susu. 

Selain itu, bayi dapat mengalami alergi setelah minum ASI jika ibu mengkonsumsi:

1. Susu sapi

Bila bayi alergi ASI karena ibunya mengkonsumsi ASI, sebaiknya usahakan hentikan pemakaian selama 2-4 minggu, namun pemberian ASI tetap dapat dilanjutkan. Anda masih bisa minum susu setelah gejalanya hilang. Namun, jika muncul gejala yang lebih parah, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

2. Minuman berkafein

Dua cangkir kopi sehari untuk ibu menyusui dapat mengganggu jadwal tidur bayi. Sekitar 1 persen kafein yang Anda konsumsi dapat diserap dalam ASI. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi mengalami reaksi alergi terhadap ASI.
 

3. Minuman beralkohol

Saat ibu hamil mengonsumsi minuman beralkohol, kandungannya bisa terserap ke dalam ASI dan membahayakan kesehatan bayi. Dibutuhkan beberapa jam untuk menghilangkan alkohol dari aliran darah.
 

4. Mercury-Pisces

Padahal beberapa ikan mengandung asam lemak omega-3 dan protein yang baik untuk tubuh. Namun, beberapa ikan mengandung merkuri yang berbahaya bagi tubuh. Beberapa ikan tersebut adalah:
Makarel, ikan todak dan tuna. Kandungan merkuri pada ikan ini dapat mencemari ASI dan membahayakan perkembangan otak bayi.
Pencegahan alergi ASI pada bayi

Bayi dengan alergi ASI bersifat kompleks, dan konsultasi medis diperlukan untuk menentukan nutrisi yang baik bagi ibu menyusui.

 

 

Comments